Riset yang didanai pemerintah Belanda, "Kemerdekaan, dekolonisasi, kekerasan, dan perang di Indonesia, 1945-1950", sejak peluncurannya diselimuti pro dan kontra, tak terkecuali tema-tema yang
Kebijakan dan undang-undang kolonial Belanda tidak mempertentangkan apa yang disebut garis warna kulit, jika dibandingkan dengan kolonialisme lain pada masa itu, tampak seperti sikap liberal dan bahkan modern terhadap pencampuran ras, hal ini pada dasarnya tidak lepas dari pragmatisme dan oportunisme bangsa Belanda.
Ilustrasi foto sistem kelas masa kolonial (Sumber: geheugen.delpher.nl) Narasi pribumi berkembang dari mardjikers menjadi seluruh penduduk –suku asli— Nusantara dimulai sejak 1854. Istilah pribumi kemudian dimasukkan ke dalam tiga tingkatan warga Hindia-Belanda sesuai Undang-Undang (UU) kolonial tahun yang sama.
KOMPAS.com - Pemerintah kolonial Belanda secara resmi berkuasa di Indonesia pada tahun 1816-1942. Pemerintah kolonial Belanda menerapkan beberapa kebijakan dalam rangka melakukan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia. Pada periode ini, banyak terjadi perubahan sosial, ekonomi, politik dan budaya di Indonesia.
Ilmuwan asal Skotlandia, Henry Ogg Forbes, yang meneliti tanaman dan hewan tropis di Hindia Belanda selama kurun waktu 1878-1883, memiliki pendapat yang serupa. Forbes dibuat terkesima oleh orang-orang Banten. Ia menemukan fakta bahwa mereka sangat cerdas dan pengamat yang mengagumkan. Di esainya “Through Bantam” yang dimuat dalam Science
Sekolah ini pertama kali didirikan pada 1908. Sekolah ini didirikan oleh kolonial untuk anak keturunan Tionghoa yang berada di Hindia Belanda. Masa studi 7 tahun dengan pengantar bahasa Belanda. Sekolah ini bertaraf sama dengan sekolah dasar masa kini. 4. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Sekolah ini setara dengan sekolah menengah pertama.
.
koin masa kolonial belanda disebut